Dempung Darah Kami Saat Musim Hujan
Selasa, 29 Januari 2013
Rabu, 16 Januari 2013
Selamatkan Bhineka Tunggal
Ika
Kencangnya hembusan angin globalisasi dengan segala macam dampak yang
ditimbulkan telah menerjang bangsa ini dengan intensitas begitu tinggi, sedikit
banyak telah mempengaruhi perilaku masyarakat negeri ini ke arah tumbuhnya masyarakat
kapitalis. Era pendidikan dan
teknologi yang semakin maju saat ini menimbulkan dampak negatif pula khususnya
bagi masyarakat. Eksisnya budaya impor yang
mengusung beragam faham-faham ideologi dari luar itu, sedikit banyak telah
mencuci otak penghuni bangsa ini, hingga membuat lunturnya semangat kebangsaan
dan pemahaman ideologi bangsanya sendiri, dan tanpa sadar telah merubah pola
pikir dan gaya hidup kearah kebarat-baratan yang notabene sebagai bagian dari
masyarakat lebih modern. Terutama generasi muda yang
menjadi menjadi tampuk perubahan tengah mengalami degadrasi moral, krisis
karakter, dan memudarnya rasa cinta tanah air
Berbagai
peristiwa atau kejadian sama-sama kita saksikan melalui media massa, TV maupun
media cetak menunjukan betapa masyarakat kita dilanda degradasi jati diri.
Seiring perjalanan waktu, moral bangsa terasa semakin amburadul dan
memprihatinkan, huru-hara dan kesewenangan terjadi dimanan-mana, tata krama pun
hilang, nyawa seperti tak ada harga, korupsi menjadi-jadi bahkan telah
dilakukan terang-terangan dan berjamaah, (Taufik Ismail). Berbagai bentuk
kerusuhan yang diikuti penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di
berbagai daerah. Selain dari itu keutuhan dan ketahanan bangsa pun terancam
dengan terjadinya beberapa konflik di berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku
dan Papua.
Mahasiswa-mahasiswi
yang berdemo dengan mengatas namakan rakyat tak jarang merusak fasilitas umum, membabi
buta berteriak sekenanya namun lupa bila membawa nama rakyat. Fenomena lain,
para pelajar tawuran adu ketangguhan satu sama lain seakan menjadi hobi baru
yang begitu mengasyikkan. Masyarakat
Indonesia seperti kehilangan prinsip dan nation dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, konsep Bhineka Tunggal Ika sudah mulai luntur dari jiwa-jiwa generasi
saat ini.
Seandainya
para pahlawan kita menyaksikan kondisi bangsa saat ini tentu mereka akan sangat
sedih dan menyesal. Bangsa Indonesia yang merdeka dengan mengorbankan segenap
harta, jiwa dan raga mereka harus menjadi bangsa yang tidak memiliki karakter,
dan kehilangan prinsip kebangsaan.
Untuk menjawab
semua fenomena ini, apakah yang harus kita lakukan? Tentunya sebagai pemuda dan
mahasiswa yang diharapkan betul oleh bangsa, tidak sepantasnya hanya menjadi
orang ketiga yang hanya bisa menyaksikan kengerian yang terjadi di negeri ini.
Tidak bisa hanya berdiam diri saja, namun harus melakukan sesuatu tentunya. Kita
hendaknya menemukan upaya-upaya yang
dilakukan guna mengatasi degradasi moral dan krisis karakter khususnya yang
dialami oleh generasi muda yang masa depan bangsa ini kelak berada di tangan
kita.
Kita tidak harus menutup mata atas datangnya
kebudayaan luar yang hadir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat, namun
dalam implementasinya itu perlu adanya pengkajian secara mendalam tentang baik
dan buruknya, jangan asal mengadopsi saja. Karena itu akan menimbulkan efek
yang cukup membahayakan bagi eksistensi kebudayaan dan jati diri bangsa kita sebagai
bangsa timur yang mayoritas bergama Islam yang dulunya terkenal sebagai bangsa
yang bermoral, bermartabat dan berbudaya.
Jangan sampai kita terpecah hanya karena ingin
dianggap sebagai masyarakat modern. Mari antisipasi secara serius, intropeksi
segala sesuatu yang salah. Mari bermetamorfosa, melestarikan dan mencintai
budaya bangsa. Jangan biarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia hancur karena
masyarakatnya sendiri. selamatkan Bhineka Tunggal Ika, jangan biarkan ia lepas
dari genggaman Garuda. (Era Susanti)
Langganan:
Postingan (Atom)