Mengukir
Kembali Jejak Mimpi
“Kakak, kenapa tidak
pernah menulis lagi?” beberapa hari yang lalu salah seorang
junior saya bertanya. Dan saya menjawab “otak
kakak lagi blank dek” meskipun saya tidak tahu apa arti kosakata “blank” tapi saya berani juga menggunakannya.
Saya senang mendengar pertanyaan junior saya tersebut, secara tidak langsung dari
pertanyaannya, saya temui makna tersirat bahwa ada yang menunggu dan mau
membaca tulisan saya, meskipun dalam candaan seorang teman, tulisan saya adalah
tulisan sampah. hmm, terimakasih dek Putri Oviolanda Irianto, pertanyaannya
memotivasi kakak untuk kembali menulis! Dan sebenarnya mungkin saya tahu, itu
hanya cara dia menghargai saya sebagai seniornya, bukan karena kualitas tulisan
saya. hehe...
Ya! Dua bulan terakhir bisa dikatakan saya
vakum dari dunia kreativitas. Hari-hari saya lalui dengan kejenuhan, jenuh
dengan tugas-tugas kuliah, jenuh dengan jadwal kuliah, jenuh dengan sedikit
pekerjaan yang saya miliki, dan waktu luang saya habiskan hanya dengan menatap layar
kaca, memikirkan masalah hidup tanpa mau berbuat dan mencari solusinya,
bergelut dengan dunia maya tanpa ada makna, cengangas-cengingis dengan teman
facebook, minimal 2x sehari up date
status galau. Sungguh sebuah kebodohan yang luar biasa, hehe... Untung saja,
junior saya tersebut menegur, membuat saya sedikit tersadar. Bahwa saya sudah
menjadi orang yang merugi 2 bulan ini. Dan jika tak ingin berlanjut, saya harus
bangkit. Ya!
Hari
ini (selasa, 02 April 2013) pada jam perkuliahan, salah seorang dosen saya
memutarkan sebuah Film motivasi yang berjudul “Jejak-jejak Mimpi”, film
tersebut juga sudah pernah saya tonton waktu SMA dulu, diputarkan oleh salah
seorang guru saya. Dan memang film itu mampu menyuntikkan inspirasi dan
motivasi ke dalam diri saya. Film kisah nyata yang ditulis oleh seorang pemuda
pesisir, menuliskan 100 mimpinya di atas kertas dan ditempelkan di dinding
kamarnya. Dengan usaha dan keyakinan ia mampu mewujudkan semua mimpi-mimpinya
tersebut. Hal serupa juga saya lakukan, dan Insyaallah beberapa mimpi yang saya
tuliskan juga telah terwujud, diantaranya bisa mempublikasikan tulisan di media
massa. Dan Alhamdulillah!
Berbicara
tentang mimpi, saya ingat tulisan saya yang pertama kali dilirik Singgalang
berjudul “Mimpikan, Khayalkan, Nyatakan!” tulisan itu juga membicarakan tentang
mimpi-mimpi dan bagaimana kita seharusnya agar mimpi tersebut tidak sekedar
menjadi bunga tidur atau catatan di atas kertas, tetapi ia hadir dalam
kehidupan nyata kita. huuuffhhh... menyesal sekali rasanya 2 bulan ini hanyut oleh
alunan kebodohan yang selalu mengemukakan alasan bahwa “saya sedang berada di
titik kejenuhan, tak satu pun yang mampu saya pikirkan” ya, itu yang acapkali
saya ucapkan ke beberapa orang terdekat saya.
padahal
di awal tahun lalu, begitu banyak mimpi-mimpi yang saya tuliskan. Dan setiap
mimpi itu saya tulis dengan kata “HARUS” karena tidak ingin ada alasan untuk
mengabaikan mimpi-mimpi tersebut. Namun, 1/3 tahun ini sudah saya lalui tapi
bisa diistilahkan baru 10% mimpi-mimpi tersebut saya usahakan. Saya bisa
dikatakan jalan ditempat. Tapi sekarang saya tak ingin jalan di tempat lagi,
saya ingin beranjak dari suatu tempat ke tempat lain. Tidak mau lagi terlena,
karena saya punya punya mimpi dan janji kepada amak saya. Saya harus bangkit,
saya harus berusaha, mengukir kembali jejak-jejak mimpi itu, dan tidak boleh
mengecewakan amak saya, ia tlah letih, ia tlah banyak berkorban untuk hidup
saya dan saya harus membahagiakan dia.
Come on guys,
mari kita bangkit! Mengukir kembali jejak-jejak mimpi yang pernah kita rangkai.
Jangan buat mereka, orang-orang yang mengharapkan kita terutama keluarga dan
orang tua. Berikan yang terbaik buat mereka, karena mereka telah banyak
berkorban dan memberikan yang terbaik untuk kita. jika tidak sekarang, mungkin kita
akan terlambat. Akankah kita menjadi orang yang tidak tahu terimakasih?
Insyaallah, tidak! Jangan seperti saya yang pernah mencoba berkilah dengan
alasan “Jenuh”, jangan! (Era Susanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar