Orang-orang
Baik
“Semesta
akan memberikan seperti apa yang kamu berikan” pepatah ini seakan
menegaskan kembali bahwa dalam hidup memang terjadi hukum timbal balik atau
sebab akibat. Saat pertama kali dinyatakan lulus di salah satu universitas
negeri di ibu kota provinsi, ada secuil kecemasan yang menggerogoti bathin
saya, namun hal itu tidak mampu mengalahkan gelora kesungguhan saya untuk tetap
bisa melanjutkan studi. Di sini (di padang) saya tidak memiliki seorang pun
family atau saudara yang tinggal/menetap di padang (kecuali family yang
sama-sama mahasiswa). Dalam istilah minang dialek Dharmasraya “kok tajadi apo-apo, dakdo tompek mengadu di
siko de” (kalau terjadi apa-apa, tidak ada tempat mengadu/tempat meminta
bantuan di sini). Dan Padang “Negeri kami
adalah Super Market Gempa” tutur Mendagri dalam sebuah berita televisi yang
saya saksikan beberapa tahun lalu. Tapi semua kecemasan itu saya tepis untuk
satu tujuan.
Di sini, takdir membawa saya bertemu
dengan orang-orang baik. Ia kenalkan saya dengan teman-teman yang baik, ia
pilihkan saya untuk tinggal di dekat orang-orang baik, ibu kos yang baik yang
selalu tersenyum meski terkadang uang kos saya sudah nunggak selama 4 bulan. Kakak kos yang baik, yang setiap kali ia
memasak sambal saya tidak perlu cemas
harus membeli dulu sambal untuk bisa makan, yang setiap
kali mempunyai uang lebih mentraktir saya makan, mengajak jalan saat libur dan
membagi pulsa jika pulsanya banyak, bahkan terkadang memberi saya uang jika
dapat rezeki berlebih. Teman sekamar saya yang sering mengumpat atau menyerocos
ketika membangunkan saya di saat subuh untuk antri mandi, kadang ia membawakan
handuk saya supaya dapat antrian setelah dia selesai mandi. Selalu mengingatkan
saya untuk mengerjakan tugas, dan dengan sabar meski mungkin terkadang tidak
ikhlas menunggui saya selesai berbenah untuk berangkat kuliah. Dosen PA saya
yang baik, dan masih banyak orang-orang baik yang tidak mungkin saya sebutkan
satu persatu yang Allah kirimkan untuk membantu saya di sini. Allah memang
tidak pernah meninggalkan kita, jika kita bersungguh-sungguh ia akan lebih
bersungguh-sungguh untuk membantu kita. Untuk semua orang-orang baik yang telah
membantu saya di sini, saya mungkin tidak bisa berjanji untuk bisa membalas
semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya, namun saya ingin bisa menjadi
orang baik seperti kalian. Melalui tulisan ini saya mengucapkan ribuan
terimakasih karena terkadang lisan terlupa mengucapkkannya.
Orang-orang
baik, ya! Di tengah kejamnya kehidupan akhir zaman yang kata orang sulit sekali
untuk bisa menemukan orang baik. Namun mereka masih ada, seperti mereka yang
saya temukan di ibu kota provinsi yang kehidupannya sudah mulai kejam meski
mungkin tidak sekejam ibu tiri dalam dongeng “Bawang Merah Bawang Putih” namun
saya juga pernah merasakan kekejamannya saat awal tahun kuliah, waktu itu saya
ke pasar raya membeli sesuatu untuk di bawa pulang kampung, karena akan
merayakan Idul Adha bersama keluarga. Di pasar ketika asyik memilih buah,
dompet saya lenyap di sambar tangan orang jahat. Betapa sedihnya saya saat itu,
karena untuk ongkos angkot pulang saja saya harus membatalkan membeli buah yang
uangnya sudah saya berikan kepada penjual. Karena memang tidak ada uang yang
tersisa. Lagi-lagi saya diantarkan takdir bertemu dengan orang baik, ia yang
meminjamkan saya ongkos untuk pulang kampung yang baru bisa saya bayar 2 minggu
kemudian.
Tentang
orang-orang baik, mungkin jumlahnya tidak banyak dibanding orang jahat. Tapi
jika mereka (orang-orang baik) mampu bertahan di tengah banyaknya pengaruh
orang jahat maka sejatinya itulah kemenangan yang tak ternilai harganya.
Bertahan menjadi orang baik meski begitu banyak tekanan dari orang-orang jahat.
Saya menulis ini bukan berarti saya menganggap diri
saya orang baik, menjadi orang baik tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan. Namun menjadi orang baik juga tidaklah sesulit membalikkan telapak
kaki. Kita hanya perlu keseriusan dalam menekuninya. Mari kita berusaha untuk
menjadi orang baik, karena setiap kita pasti membutuhkan orang lain dalam hidup
ini. Baik itu langsung ataupun tidak langsung. Berinteraksi pun harus memilih
mana orang yang baik dan tidak baik bagi kita. Jadi marilah memohon kepada
Allah untuk selalu bersama orang yang baik dan dijauhkan dari orang yang jahat
kepada kita. (Era Susanti)