Minggu, 13 Maret 2016

Ada saatnya seseorang harus berangkat dan ada saatnya seseorang harus pulang!



Penantian
Oleh :Era Susanti
Penantian, ya. Pada hakikatnya hidup ini adalah sebuah penantian. Seorang pelajar menanti kelulusan, seorang sakit menanti segera sembuh, pasangan calon pengantin cemas menanti ijabqabulnya, para orangtua cemas menanti anaknya tumbuh dewasa, seraya merenung “Apa yang akan terjadi pada anak-anakku apabila dewasa kelak?” dan pastinya semua kita sedang menjalani masa penantian sampai nyawa berpisah dari jasad kelak. Itulah yang menjadi akhir dari penantian kita.
Februari lalu hampir setiap harinya pulang kuliah, saya menghabiskan waktu saya di salah satu rumah sakit yang ada di kota ini, karena Om saya dirawat di sana, beliau menderita penyakit infeksi lambung dan Alhamdulillah, meski sempat koma beberapa kali, berkat do’a dan semangatnya untuk sembuh dan do’a kami semua beberapa hari yang lalu beliau sudah dinyatakan sembuh meskipun belum sembuh total tetapi sudah diperbolehkan pulang.
Bercerita sedikit mengenai pengalaman yang saya alami dan lihat selama menjalani hari-hari di rumah sakit, setiap hari selalu ada jiwa- jiwa yang dijemput untuk menghadap Sang Khaliq. Di kamar Om saya, minimal setiap harinya ada 1 jiwa yang melayang bahkan terkadang lebih. Kenyataan ini selalu diiringi derai airmata dari keluarga dan bahkan kami, yang hanya kenal di rumah sakit juga larut dalam duka itu. Sedih, melihat mereka yang terbaring tak berdaya dengan slang-slang yang tersangkut di hidung, di mulut bahkan di tempat yang tidak sepantasnya, setiap hari disuntik, diambil darahnya untuk kebutuhan laboratorium harus menyerah jika Sang Pencipta tlah berkehendak lain, maka ini akan mengundang jerit tangis orang-orang yang ditinggalkan. Inilah takdir, Rahasia Ilahi yang tak seorangpun diantara kita tahu kapan datangnya kematian. Kita hanya bisa menanti, tanpa tahu pasti kapan ia akan menghampiri. Siap tidak siap, harus siap jika Allah tlah berkehendak. Innalillahi wa innailaihiraji’un....
Hampir dua minggu ini saya kembali menghabiskan waktu saya setiap pulang kuliah dan bermalam di rumah sakit. Seseorang yang sudah saya anggap ibu di sini, tengah terbaring tak berdaya di salah satu rumah sakit. Sewaktu pertama kali datang mengunjunginya, dan bertanya “ba’a bu, bilo ibu di bao ka siko?”ba’a lai ra, ibu menunggu jemputan driver” jawabnya. Saya hanya tersenyum mendengar jawabannya.
Ya! Kita hanya bisa menanti kapan takdir Allah itu akan menghampiri kita, yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan diri untuk menghadapinya jika tidak ingin menyesal nantinya. Karena kita sudah diberi kesempatan dan waktu. Maka manfaatkanlah kesempatan dan waktu yang diberikan itu dengan sebaik-baiknya. Karena penantian ini, pasti akan berakhir dan tidak ada seorangpun yang bisa bersembunyi darinya.
Tentang penantian ini kapan akan berakhir? Jawabannya pasti diantara kita tidak ada seorangpun yang tahu. Yang tahu hanyalah Dia Yang Maha Tahu. Kita hanya bisa menerima bila ketetapan akhir penantian itu tiba. Meski kita tidak diberi tahu kapan penantian panjang ini akan berakhir, tapi kita telah diberi petunjuk, waktu dan kesempatan untuk menyambut akhir dari penantian itu. Karenanya mari kita manfaatkan kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada kita. Jangan biarkan penantian kita berakhir sia-sia.
Hidup ini hanya sementara, hidup ini sesaat dan suatu hari nanti apa yang kita miliki saat ini (kecantikan, harta, tahta dan kuasa) nantinya tidak akan mampu menyelamatkan kita bila ketetapan Allah tentang akhir penantian ini tlah tiba, jika kita tidak bisa memanfaatkannya seperti yang diinginkan oleh sang Maha Pencipta dan hanya akan mencelakakan kita apabila kita menggunakan semua yang kita punya terebut di jalan yang salah. Semasih ada kesempatan, mari kita belajar kembali untuk memanfaatkannya ke jalan yang benar (jika selama ini kita tlah beralih arah dariNYA) dan perbanyak (jika kita masih merasa di jalan yang di arahkannya).