Kebersamaan
dan Loyalitas dalam Organisasi
Saya
masih ingat, dalam beberapa pelatihan organisasi yang pernah saya ikuti, yaitu
terakhir sekitar 7 bulan yang lalu. Seringkali pemateri mengatakan bahwa sebuah
organisasi adalah sebuah sistem yang tidak akan pernah bisa berdiri sendiri. Organisasi
diibaratkan sebuah kapal yang berlayar menuju suatu tujuan. Agar kapal dapat
melaju kencang oleh angin yang sangat
kuat, layar terkembang penuh, kapal tersebut membutuhkan seorang nahkoda yang
handal dan profesional. Kapal ini sama dengan organisasi. Sebuah organisasi tidak
bisa dikatakan berhasil jika tidak ada sasaran yang akan dicapai. Nakhoda sama
dengan pimpinan, pimpinan di dalam organisasi tersebut bisa berdalih bahwa
berlayar tanpa arah tujuan itu sangat menyenangkan. Namun organisasi tidak akan
bergerak dan sampai pada tujuannya jika pemimpinnya seperti itu.
Teringat kembali perkataan salah
seorang pemateri waktu saya mengikuti pelatihan organisasi bahwa mereka yang
terjun ke dunia organisasi adalah calon pemimpin dan jika ingin menjadi
pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Maksudnya dapat saya
tangkap bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki nilai lebih, kualitas yang
lebih dan kebaikan yang lebih pula tentunya. Akan tetapi sebuah organisasi
tidak hanya membutuhkan seorang pemimpin cerdas, tetapi juga anggota yang mau
bekerja keras dan setia terhadap organisasi yang diikutinya. Karena fitrah
organisasi adalah suatu sistem yang tidak bisa berdiri sendiri. Organisasi
hanya akan berjalan apabila ada kerja sama yang baik dengan anggotanya, partisipasi dan kesetiaan
anggota dalam sebuah organisasi sangat diperlukan untuk tercapainya visi dalam
kebersamaan.
Organisasi memiliki tujuan yang
ingin dicapai, itulah pelabuhan tujuan yang diibaratkan sebagai visi. Visi
tentu tidak dengan sendirinya akan tercapai tanpa usaha bersama antara pengurus
dalam organisasi tersebut. Kejelasan tujuan akan menjadi landasan penting dalam
menyusun dan mengarahkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada
dalam sebuah organisasi. Kejelasan tujuan juga menjadi landasan utama dalam
menyusun strategi dan taktik setelah melakukan asesmen terhadap peluang dan ancaman. Kapal tidak berlayar asal
berlayar saja, ada rutenya. Organisasi tidak hanya asal dijalankan, ada
rutenya, ada strateginya. Dalam menjalankan kapalnya, sang kapten kapal harus
mengantisipasi dan melihat ke depan. Begitu pula dalam organisasi, dituntut
pimpinan yang visioner dan anggota yang setia serta siap siaga dalam keadaan
apapun baik yang tlah diduga maupun yang tidak diduga.
Hal penting yang sangat diperlukan
oleh sebuah organisasi untuk mempertahankan keberadaannya adalah loyalitas dan kebersamaan
dari anggota. Loyalitas erat kaitannya dengan kesetiaan. Seorang anggota yang
memiliki loyalitas terhadap organisasinya memiliki kesadaran pribadi untuk
memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya demi kemajuan organisasi. Secara
nyata, anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib yang berlaku,
mendukung program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif.
Bahkan menjadi jika mampu ia akan menjadi kreator ide-ide penting untuk membangun
organisasi dari dalam. Loyalitas anggota memegang peranan krusial dalam
jalannya organisasi. Tata aturan yang sempurna, program kerja yang brilian, tanpa
disertai dengan loyalitas para eksekutornya adalah hal yang sia-sia.
Hal yang tidak kalah penting adalah
kebersamaan antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam kenyataannya,
pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi tidak semua
anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan
organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang
mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan
dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat
yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka hanya aktif
mengikuti kegiatan yang mereka inginkan. Mereka cenderung bersikap acuh tak
acuh dalam mengikutsertakan diri menjalankan kegiatan organisasi yang tidak ada
hubungannya dengan tujuan, keinginan, dan alasan mereka ketika mendaftar
menjadi anggota organisasi.
Untuk mengatasi hal ini, ada
beberapa hal yang harus dijalankan secara kooperatif oleh pengurus organisasi
terutama ketua organisasi. Yaitu menjamin pengetahuan setiap anggota tentang
organisasi secara keseluruhan. Pengetahuan tentang sejarah pendirian, visi,
misi, serta program kerja organisasi misalnya, mengadakan kegiatan-kegiatan
sesuai basis organisasi untuk melibatkan anggota secara aktif dalam organisasi
bersangkutan, pemberian pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan melalui
ceramah/seminar dari sumber yang kompeten, diskusi antar anggota, bila diikuti
dengan sungguh-sungguh akan bermanfaat positif dalam membangun loyalitas dan
kebersamaan antar anggota. Sikap-sikap positif seperti berjiwa besar,
menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun dan berjiwa satria, sangat
berperan penting pula dalam diri masing-masing anggota untuk mewujudkan
loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi. (Era Susanti)