Rabu, 16 Januari 2013



Selamatkan Bhineka Tunggal Ika
Kencangnya hembusan angin globalisasi dengan segala macam dampak yang ditimbulkan telah menerjang bangsa ini dengan intensitas begitu tinggi, sedikit banyak telah mempengaruhi perilaku masyarakat negeri ini ke arah tumbuhnya masyarakat kapitalis. Era pendidikan dan teknologi yang semakin maju saat ini menimbulkan dampak negatif pula khususnya bagi masyarakat. Eksisnya budaya impor yang mengusung beragam faham-faham ideologi dari luar itu, sedikit banyak telah mencuci otak penghuni bangsa ini, hingga membuat lunturnya semangat kebangsaan dan pemahaman ideologi bangsanya sendiri, dan tanpa sadar telah merubah pola pikir dan gaya hidup kearah kebarat-baratan yang notabene sebagai bagian dari masyarakat lebih modern. Terutama generasi muda yang menjadi menjadi tampuk perubahan tengah mengalami degadrasi moral, krisis karakter, dan memudarnya rasa cinta tanah air
Berbagai peristiwa atau kejadian sama-sama kita saksikan melalui media massa, TV maupun media cetak menunjukan betapa masyarakat kita dilanda degradasi jati diri. Seiring perjalanan waktu, moral bangsa terasa semakin amburadul dan memprihatinkan, huru-hara dan kesewenangan terjadi dimanan-mana, tata krama pun hilang, nyawa seperti tak ada harga, korupsi menjadi-jadi bahkan telah dilakukan terang-terangan dan berjamaah, (Taufik Ismail). Berbagai bentuk kerusuhan yang diikuti penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di berbagai daerah. Selain dari itu keutuhan dan ketahanan bangsa pun terancam dengan terjadinya beberapa konflik di berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku dan Papua.
Mahasiswa-mahasiswi yang berdemo dengan mengatas namakan rakyat tak jarang merusak fasilitas umum, membabi buta berteriak sekenanya namun lupa bila membawa nama rakyat. Fenomena lain, para pelajar tawuran adu ketangguhan satu sama lain seakan menjadi hobi baru yang begitu mengasyikkan. Masyarakat Indonesia seperti kehilangan prinsip dan nation dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, konsep Bhineka Tunggal Ika sudah mulai luntur dari jiwa-jiwa generasi saat ini.
Seandainya para pahlawan kita menyaksikan kondisi bangsa saat ini tentu mereka akan sangat sedih dan menyesal. Bangsa Indonesia yang merdeka dengan mengorbankan segenap harta, jiwa dan raga mereka harus menjadi bangsa yang tidak memiliki karakter, dan kehilangan prinsip kebangsaan.
Untuk menjawab semua fenomena ini, apakah yang harus kita lakukan? Tentunya sebagai pemuda dan mahasiswa yang diharapkan betul oleh bangsa, tidak sepantasnya hanya menjadi orang ketiga yang hanya bisa menyaksikan kengerian yang terjadi di negeri ini. Tidak bisa hanya berdiam diri saja, namun harus melakukan sesuatu tentunya. Kita hendaknya menemukan upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi degradasi moral dan krisis karakter khususnya yang dialami oleh generasi muda yang masa depan bangsa ini kelak berada di tangan kita.
Kita tidak harus menutup mata atas datangnya kebudayaan luar yang hadir  dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat, namun dalam implementasinya itu perlu adanya pengkajian secara mendalam tentang baik dan buruknya, jangan asal mengadopsi saja. Karena itu akan menimbulkan efek yang cukup membahayakan bagi eksistensi kebudayaan dan jati diri bangsa kita sebagai bangsa timur yang mayoritas bergama Islam yang dulunya terkenal sebagai bangsa yang bermoral, bermartabat dan berbudaya.
Jangan sampai kita terpecah hanya karena ingin dianggap sebagai masyarakat modern. Mari antisipasi secara serius, intropeksi segala sesuatu yang salah. Mari bermetamorfosa, melestarikan dan mencintai budaya bangsa. Jangan biarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia hancur karena masyarakatnya sendiri. selamatkan Bhineka Tunggal Ika, jangan biarkan ia lepas dari genggaman Garuda. (Era Susanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar