Menghadang
Terjang Gelombang Kehidupan
“
Hidup adalah seni menyelesaikan masalah-masalah “
Di
zaman yang serba kalut, serba susah dan serba tidak pasti ini, menyebabkan
timbulnya berbagai problematika kehidupan. Memang yang namanya permasalahan
merupakan suatu hal yang pasti dan tidak akan luput dari keseharian kita
sebagai mahkluk sosial. Dimanapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun
semuanya adalah potensi masalah. Bagaimana kita mensikapi permasalahan hidup
agar tidak panik, goyah, kalut bahkan stres?
Terkadang
kita tidak menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak
keterbatasan. Untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar
dan kemampuan. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang yang tidak siap
menerima kenyataan hidup hingga terbenam dalam penyesalan, kekecewaan, dan
keluh kesah yang berkepanjangan. Orang yang stres adalah orang yang tidak
memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada, selalu saja pikirannya
tidak realistis, sibuk meyesali dan mengandai-andai dengan sesuatu yang sudah
tidak ada atau tidak mungkin terjadi. Kita harus lepas dari semua itu,
persiapkan diri dan mental untuk menghadapi apapun yang akan terjadi. Yang
pasti hidup harus berlanjut, walau badai tak henti menghadang, untuk mampu menghadapi
semua itu kita harus meyakini semua adalah campur tangan dari sang Maha Pencipta, tidak ada sesuatupun yang
terjadi di dunia ini tanpa seizinnya. Baik berupa musibah maupun nikmat. Andai
kita sadar dan meyakininya, maka kita akan memiliki bekal yang sangat kokoh
untuk mengarungi dan menghadang terjang gelombang kehidupan, tidak akan pernah
gentar menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur
masalah kita sebenarnya hanyalah Allah semata.
Kemudian
mulai belajar menerima semua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kita
dengan kerelaan hari, inilah kenyataan hidup yang harus kita hadapi dengan arif
pada setiap episodenya, hadapi dengan lapang dada, kepala dingin dan hati yang
ikhlas, jangan selimuti diri dengan keluh-kesah yang hanya akan membutakan mata
hati kita, bersikaplah pasrah dan rela menghadapi apapun yang akan terjadi dan
menimpa. Namun pengertian Rela bukan berarti pasrah total sehingga tidak
berbuat sesuatu. Jangan mempersulit diri sendiri, belajar untuk jujur jauh
lebih baik dari pada mendramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, semua hanya
akan membuat masalah menjadi semakin besar. Selain itu evaluasi diri juga
hendaknya kita lakukan, jadikan setiap masalah sarana efektif untuk
mengintropeksi diri. Karena hal itu akan menguntungkan kita, jangan terjebak
hanya menyalahkan orang lain, menyalahkan takdir, karena tindakan emosional
seperti ini sedikit sekali memberi nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan
bila tidak tepat serta berlebihan, hanya akan menimbulkan kebencian dan masalah
baru. Jangan takut menghadapi masalah, tapi takutlah tidak mendapat pertolongan
Tuhan dalam menghadapinya, dan sadarilah bahwa segala sesuatu yang terjadi
dalam hidup kita adalah buah dari apa yang telah kita lakukan. So, jangan
biarkan diri kita larut dan terombang
ambing dalam permainannya, berbuatlah sesuatu dan mintalah pertolongan
kepada Sang Penguasa Jagat Raya karna
hanya beliaulah satu-satunya yang dapat membantu kita. Yakinlah apabila kita
bisa menerima kenyataan itu dengan ikhlas dan sabar, semuakan baik-baik saja. Kan ada mutiara-mutiara indah bergeletakan
di pantai, saat badai itu usai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar