Motto
Mahasiswa sang
“agent
of change”
Agent of Change,
begitulah kerap peran mahasiswa dielu-elukan. Pasti masih teringat jelas dalam
memori kita bahwa gelar tersebut diberikan bukan tanpa alasan, melainkan karena
besarnya lakon mahasiswa dalam perjalanan sejarah tanah air. Merubah era
diktator menjadi era kebebasan (demokrasi). Mahasiswa adalah tonggak dari
sebuah perubahan. Mahasiswa
selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis,
dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada
penguasa, dengan cara mereka sendiri. Begitulah mahasiswa dulunya, sehingga mereka di agung-agungkan oleh
masyarakat.
Namun,
apa yang terjadi dengan
mahasiswa kini? mahasiswa kini lebih cenderung apatis
terhadap masalah-masalah yang melanda bangsa. Hal ini juga dipengaruhi kian
maraknya pola pikir kapitalis. Sistem
kapitalis yang kian menyeret mereka ke wilayah egosentris. Orientasi mahasiswa pun seakan tlah berubah dari perjuangan
demi bangsa ke perjuangan untuk diri sendiri dan kepentingan pribadi.
Akankah
pernyataan yang menyebutkan bahwa mahasiswa itu adalah agent of change
sekarang hanya sekedar
wacana dan tinggal kenangan? Gelar yang selama ini diemban oleh
mahasiswa sebagai agent of change mulai harus diintrospeksi lagi.
Tentunya introspeksi ini harus dimulai dari mahasiswa sendiri sebagai solusi.
Mahasiswa harus benar – benar menyadari posisi strategisnya dan beranjak dari
statusnya maka mahasiswa harus berupaya untuk mewujudkan hal tersebut ke dalam
sebuah tindakan-tindakan yang rasional dan dewasa. Dan mahasiswa harus memantaskan dirinya pada gelar sang agent of change yang sangat di
harapkan oleh masyarakat mampu membawa perubahan bagi bangsa dan negara ini
ini. Bangsa dan negara yang haus akan kebenaran dan keadilan.
Sebagai Mahasiswa kita harus menyadari, bahwa ada banyak hal di negara ini yang
harus diluruskan dan diperbaiki. Kepedulian terhadap negara dan komitmen
terhadap nasib bangsa di masa depan harus diinterpretasikan ke dalam hal-hal
yang positif. Tidak bisa dipungkiri,bahwa kondisi sudah mencoreng status yang
disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak
menghinggapi mahasiswa.jangankan untuk merealisasikan statusnya sebagai sosial
kontrol, untuk mengontrol dirinya sendiri ia tak lagi mampu.
Agar kedaan ini tidak berlarut-larut dan mendarah
daging, kita sebagai mahasiswa harus menyadari bahwa mahasiswa adalah tonggak dari sebuah
perubahan. Mari mulai dari memorfosis diri sendiri. Saya
masih ingat perkataan salah seorang dosen saya waktu awal-awal saya kuliah pada
tahun pertama. Beliau mengatakan kepada kami bahwa seorang mahasiswa itu
hendaknya memiliki 4 motto hidup seperti instansi-instansi berikut ini: 1) PEGADAIAN
(memecahkan masalah tanpa masalah), 2) PLN ( yang penting, matikan yang kurang
penting), 3) PERTAMINA (pastikan mulai dari nol), 4) PT. SEMEN PADANG (saya
telah lebih dulu menggunakan, sebelum orang lain memikirkannya). Coba
inap-inapkan perkataan dosen saya ini agar kita kembali menyadari peran dan
status kita untuk membawa bangsa ini menemukan secercah cahaya, sebab saat ini
bangsa kita telah berada dalam kegelapan yang mampu membawa kita pada
kehancuran.
Kita sebagai mahasiswa hendaknya mimiliki motto hidup
seperti instansi-instansi diatas, mampu menyelesaikan suatu masalah tanpa
menimbulkan masalah yang baru, melakukan segala sesuatu sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat, menjunjung tinggi kejujuran dan melakukan
sesuatu yang bermanfaat dan menemukan hal-hal yang baru dan bermanfaat bukan
hal yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain.
Mahasiswa
sebagai salah satu bagian dari masyarakat. Hal ini mengharuskan mahasiswa harus
bisa masuk berpartisipasi dan mengembangkan ilmunya ke masyarakat dan
lingkungannya. Mahasiswa diharapkan sebagai pencetus ide sekaligus eksekutor
dari idenya, yang kemudian akan berpengaruh pada perubahan budaya, keadaan,
atau sistem.
Selain itu, kepedulian dan
nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba
ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada
bidang ilmu yang pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai
ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak. Menjadi manusia yang
bermanfaat baik bagi diri sendiri, orangtua, bangsa, agama dan negara.
Perubahan itu juga bisa terjadi pada
segala segi termasuk pola pikir dan pola prilaku. Mahasiswa dituntut untuk mengimplikasikan segala macam sikap,
perilaku, dan pikirannya dalam sebuah bentuk konkrit bukan sesuatu yang
abstrak. Menuangkan ide-ide kreatif untuk bisa dimanfaatkan oleh dirinya
sendiri maupun orang lain. Apa yang perlu diperbaiki dari yang sudah ada, atau
melakukan perubahan yang bisa lebih bermanfaat bagi umat.
Mari mulai kembali menata segala
sesuatu yang salah, Semangat dengan motto sang agent of change. Indonesia MERDEKA, hidup
MAHASISWA….!!!! (Era Susanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar