Selasa, 22 Mei 2012

Dapek piti banyak...???cihuyy.....(Pesona Rupiah-Artikel)


Pesona Rupiah Begitu Menggoda

Rupiah. Siapa yang tak kenal dengan sosok ini, kepepulerannya menjalar keseluruh plosok negeri. Hampir semua jajaran memujanya, mulai dari balita hingga manula, yang muda hingga yang tua, yang bodoh hingga yang pintar, yang miskin sampai yang kaya pun pastilah matanya terbelalak (Membesar) apabila menyaksikan rupiah dan telinganya  jongang (melebar) ketika mendengar kata rupiah. Rupiah begitu digilai di negeri ini, ada yang rela melakukan apa saja demi rupiah bahkan ada yang sampai merelakan nyawanya demi mendapatkan rupiah. Gila..sungguh kegilaan yang luar biasa...!!

Tapi kegilaan ini menurut saya wajar, sebab di era yang begitu kejam saat ini. Jika kita tidak mempunyai rupiah (uang) kita tidak akan bisa lagi menikmati indahnya Bumi Pertiwi yang selalu mencoba tersenyum menyambut kita di pagi hari kala menghirup udaranya yang begitu segar meski hatinya tengah terluka karena ulah kita( manusia) yang tak pernah menghargai dan mengerti dengan perasaannya. Kita yang tak tau terimakasih. Setiap hari selalu saja menyakitinya, menguras semua yang ada padanya tanpa batas. Hingga bumi pertiwi menangis. Kenyataan ini sangat mengiris bathinnya(mungkin).

Kenyataan hidup yang harus kita jalani saat ini memang menuntut kita untuk menjalani hidup dengan keras. Kita harus berpacu melawan waktu. Susah? Iya susah. Jujur saja. Hidup di masa sekarang terasa susahnya. Bagi yang tak mau mengakui susah, mungkin saja memang tak merasa susah atau tak mengalami susah. Mungkin memang biasa jika kita melakukan apa saja untuk tetap bertahan hidup, tapi jangan sampai kelewat batas seperti yang terjadi saat ini. Kita harus menyadari bahwa Sang Pencipta yang maha kaya dan maha pemberi takkan pernah menyia-nyiakan hambanya. Karenanya kita jangan sampai dan jangan pernah melakukan segala sesuatunya di ambang batas atau keluar dari karidor yang telah ditentukan olehNYA.
Sulit memang, jika harus berkutik di kehidupan yang sama dan mengalami penderitaan tanpa ada kebahagiaan dan perubahan tapi kita jangan sampai melupakan kifrah dan hakikat kita di dunia, sebagai Khalifah yang segala sesuatunya nanti di akhirat di minta pertanggung jawaban. Lepas dari sulitnya hidup saat ini. Saya kembali lagi pada pesona Rupiah yang begitu menggoda. Selain alasan kejamnya kehidupan, mungkin mendapatkan puluhan, ratusan, jutaan, milyaran rupaiah dengan instan menjadi salah satu alasan mengapa banyak sekali kita yang memilih berjalan di jalur yang salah, keluar dari rel yang telah ditentukan.
Di sini saya sedikit ingin bercerita tentang apa yang saya lihat dan saksikan dengan dua orang teman saya beberapa hari yang lalu. Waktu itu saya dan dua orang teman saya tersebut hendak pergi ke salah satu tokoh buku besar di sini (Padang)  hendak membeli novel terbitan baru yang cetakan pertamanya tahun 2012. dan kami pergi naik angkot. Selang belum beberapa lama perjalanan, angkot yang kami tumpang melewati kawasan tertib lalu lintas (lampu merah) namun sopir angkot tersebut tidak sabar, ia menembus lampu merah yang sekitar 20 detik lagi menuju hijau. Sopir angkot tersebut distop dan disuruh menepi oleh Polantas yang bertugas. Dengan santai sopir angkot tersebut mengikuti apa yang disuruh oleh polantas tersebut.
Kemudian supir angkot itu keluar dari angkotnya membawa uang 10ribu rupiah sembari berkata” tunggu sebentar dek...” kepada kami. Lalu sopir angkot tersebut menemui polisi yang bertugas itu, kemudian menjabat tangan polisi tersebut sambil menyelipkan uang 10ribu rupiah yang ia bawa. Dan dengan senyuman polantas tersebut menyambut salaman sopir angkot, sopir angkot itu kembali ke angkot. Setelah sampai di dalam angkot sopir tersebut kembali menancap gas angkotnya sembari berkata ”sapuluah ribu hargo saragamnyo nyo” kata sopir angkot angkuh, merasa menjadi pemenang sambil tertawa dengan penumpang di sampingnya. Saya dan teman saya hanya tersenyum menyaksikan kejadian itu. Sebab kami yakin, tidak semua polisi seperti yang dikatakan sopir angkot tersebut. Polisi adalah orang yang paling berjasa dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negeri ini, dan mereka pulalah yang telah berhasil menangkap para koruptor dan teroris yang meresahkan seluruh rakyat Indonesia. Terimakasih pak polisi...

Begitu dahsyatnya kah pesona rupiah di negeri ini? Mungkin. Pesonanya mampu mengalahkan senyum kembang desa dengan lesung pipik di kanan kiri pipinya. Itu hanya segelintir dari sekian banyak kasus yang membisu dan terpaku bila di hadapkan dengan yang namanya rupiah. Rupiah memang begitu lihai menghipnotis siapa pun yang berani melawannya. Lalu kemana menghilangnya Undang-undang yang menjadi dasar negara, kamana pancasila? Hilang atau di sobek sang Garuda?Hmm...lucu juga negeri ku ini. (Era Susanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar