Rabu, 05 September 2012

Insyaallah ada jalan


Rezeki Dalam Genggaman Keyakinan
Saat ini kita hidup di era dimana keyakinan banyak diuji. Keberanian sering ditertawa-tawakan. Impian dan cita-cita banyak dipatah-patahkan. Kebaikan kerap diabaikan. Namun tidak berarti keyakinan, keberanian, impian dan kebaikan itu sudah menjadi barang usang yang tak laku lagi. Sebab ternyata, di sekitar kita masih banyak orang tegar membangun semangat hidupnya di atas keyakinan dan keberanian untuk menjadi. Berjuang senantiasa memegang teguh keyakinan bahwa ada rezeki yang bisa diraih meskipun hanya untuk mendapatkan sesuap nasi.
Rezeki adalah kepastian yang di bungkus ketidakpastian. Pasti karena ada jaminan, tidak pasti karena kita tidak pernah tahu berapa jumlah jaminan itu, apalagi keseluruhannya. Ini berlaku untuk semua kita. Seperti apapun hari ini kita menjadi. Atau seakan apapun hari esok kita berharap. Mungkin kita adalah para pencari kerja, para pekerja, para pencari ilmu formal, atau para tukang keliling yang mengais rezeki keseluruh pelosok negeri. Bahkan yang bekerja rutin dengan gaji terjadwal tetap tidak akan tahu berapa sesungguhnya rezeki kita. Ini sekali lagi tentang kepastian dalam balutan ketidakpastian.
Setiap makhluk yang diciptakan Allah, dijamin oleh Allah rezekinya. Kita pasti diberi, tapi tidak tahu pasti berapa dibagi. Antara pasti dan tidak pasti inilah yang menciptakan ujian hidup. Kita bisa lulus atau sebaliknya kita gagal, lagi-lagi ini berada dalam genggaman keyakinan. Karenanya kita harus memupuk keyakinan dan keberanian, jangan pernah putus asa dalam menghadapi kegagalan. Jika sesekali gagal itu hal lumrah, namun kita harus tetap berusaha dan yakin bahwa sang pencipta tak akan menyia-nyiakan usaha kita.
Keyakinan merupakan modal utama, keyakinan mampu membakar semangat untuk menjemput rezeki yang belum jelas wujudnya. Keyakinan jugalah yang membuat kita mampu bertahan hidup hingga saat ini. Keyakinan dan kegigihan mampu mengantarkan kita meraih apa yang kita inginkan. Jangan pernah ragu dalam berusaha.
Keyakinan adalah sifat fitrah manusia dan selalu ada dalam diri kita. Atas dasar keyakinanlah kita melakukan usaha-usaha untuk membuktikan keyakinan tersebut, dan hasil dari usaha keras itulah yang akan melahirkan dua hal, keberhasilan atau kegagalan. Namun keyakinan tidaklah sekedar keyakinan. Keyakinan itu harus diluruskan dan dikuatkan, jika kita mengharapkannya melahirkan keajaiban dalam hidup dengan meneguhkan keyakinan bahwa Allah sang maha pengasih takkan pernah menyia-nyiakan kita sebagai makhluknya. Sebab Allah adalah pemberi rezeki satu-satunya. Keyakinanlah yang membuat kita selalu bergantung padanya, dan memotivasi kita untuk rajin berusaha dan memohon padaNYA.
Setiap kita memiliki jalur cerita dari drama tentang rezeki itu. Tarik ulur antara motivasi, optimisme, harapan untuk sukses, dengan apa yang kita sebut jatah rezeki kita, itulah yang membentuk dinamis atau tidaknya jalan hidup kita. Mari belajar melakukan berbagai cara agar ilmu kita tentang mencari rezeki terus meningkat, bertambah, semakin cerdas. Ilmu juga yang mengajarkan kita efisiensi, maksimalisasi, efektifitas, dan seterusnya. Itu akan memperkaya definisi kita tentang pemanfaatan rezeki. Tapi sekali lagi ini tidak merubah fakta bahwa Allah yang memutuskan apakah kita diberi banyak atau diberi sedikit. Tetaplah berpegang teguh terhadap keyakinan dan jangan pernah putus asa, dan jangan pernah lelah berusaha, biarlah lelah mengejar kita sampai lelah. (Era Susanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar