Pribadi
paripurna, selamatkan masa depan bangsa
Fitrah
hidup manusia akan selalu dihiasi kesedihan dan kesenangan. Menyikapi keadaan
yang demikian tentunya tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual
saja,tetapi juga membutuhkan kecerdasan emosional dan spiritual agar
menghasilkan pola sikap dan pola tindak yang berkualitas untuk kebaikan di masa
yang akan datang. Menjalani hidup apa adanya dan tidak ada yang ditutup
tutupi adalah sebuah pencapaian hidup yang luar biasa.
Banyak orang
yang tidak puas dengan apa yang ada dalam dirinya. Anatomi tubuh, kekayaan,
garis keturunan merupakan beberapa hal yang sering dijadikan kambing hitam. Cara berfikir yang
terlalu ekstrovert membuat mereka
lupa siapa sebenarnya mereka dan malah meniru-niru orang lain. Mereka akan
bangga bila orang lain merasa atau menyebut mereka mirip dengan orang yang di
tiru. Kata-kata seperti ini dan semacam ini lah yang setiap hari mereka
tunggu-tunggu. Tanpa kata-kata seperti tadi, kehidupan mereka seakan hampa dan
tidak diakui.
Pencapaian
pribadi paripurna hanya dapat diraih melalui proses ujian yang bertahap sesuai
dengan kapasitas, dinamis dan berkelanjutan sehingga berakhir pada satu titik
yaitu kepantasan diri mendapatkan kebahagiaan hakiki. Tidak semua manusia bisa
menempatkan diri sebagai pribadi yang pantas mendapat kebahagiaan salah satu
penyebabnya adalah pola pandang yang salah tentang ujian hidup itu sendiri.
Banyak manusia menganggap bahwa ujian hidup hanya dalam bentuk musibah yang
buruk-buruk semata padahal nikmat yang baik-baik pun sebenarnya bentuk lain
dari ujian hidup. Selain itu begitu banyak juga manusia yang lupa diri dan sombong dengan kelebihan yang
ia miliki. Tanpa adanya kontrol ego yang baik membuat kita melupakan banyak
hal. Dan angan-angan yang tinggi membuat mereka menghalalkan berbagai cara.
Seperti keedaan bangsa kita saat ini, korupsi merajalela di kalangan para
pejabat negeri, mereka tak lagi peduli dengan rakyatnya yang mereka tahu
hanyalah bagaimana cara agar bisa mengantongi milyaran rupiah dalam waktu
singkat. Hal ini terjadi karna kecerdasan IQ yang tidak diimbangi dengan
kontrol emosi dan spiritual.
So,
sebagai generasi penerus bangsa mari kita sejenak merenungkan bagaimana nasib
bangsa kita ke depan apabila keadaan kita masih seperti saat ini. Kita harus
bertindak dan meluruskan kembali jalan kita yang tlah berada di jalur yang
salah. Mari dengingkan pribadi paripurna, menjadi manusia yang mampu
menyeimbangkan antara kecerdasan IQ, EQ, dan SQ kita agar kita bisa meraih
kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Lihatlah, negeri kita yang dulu ibarat
surga yang indah, tenang dan tentram kini tlah berubah menjadi surga bencana, kekerasan,
kekacauan, kebohongan terjadi dimana-mana. Mulai dari kalangan atas, sampai
kalangan bawah. Dari yang kecil sampai yang besar, dari yang bodoh sampai yang
pintar. Seakaan-akan semua membuat celah untuk untuk menghancurkan negeri ini.
Sadarkah kita kini di amabang kehancuran? Mari bergerak, berubah ke arah yang
lebih baik sebelum kita benar-benar hancur. Pribadi paripurna, selamatkan masa
depan bangsa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar